HARI RAHIM PIKIRAN 22 Desember 2024

Oleh : Hefra LahaldiMomen sejarah yang di peringati sebagai hari ibu nasional adalah sejarah pergulatan pikiran kaum perempuan. Momen hari ibu yang dimaksud adalah kelahiran dari rahim pikiran perempuan tentang ide dan gagasan. Ia bukan sekedar pergelaran (ibu) dari rahim kandungan.  Tersebab memang pergelaran (ibu) bukan saja sebatas perempuan yang melahirkan anak manusia dari rahimnya. Tetapi juga yang melahirkan ide dari rahim pikirannya.. maka ia disebut (Ibu) ibu dari peradaban.

Momen sejarah 96 tahun silam menjadi tonggak sejarah peran bagi perempuan terhadap bangsa dan negara. Itu makna hari ibu yang sesungguhnya.kongres I 22-25 Desember 1928 silam adalah proses blending dari semua ide dan pikiran perempuan di Indonesia dari setiap rumah tangga terhadap penjaminan nilai-nilai pendidikan dan politik sebagai hak. Mereka (perempuan) tidak lagi dipandang makhluk yang peran kerjanya hanya sebatas dapur. Tersebab dari hak pendidikan dan politik itu maka ada kewajiban bagi perempuan untuk mengaktifkan pikirannya didalam keduanya..

Oleh itu, ada hal yang menarik setiap memperingati momen hari ibu adalah biasanya  dengan momen simbolis  membebaskan peran kerja domestik perempuan pada hari tersebut. Perempuan (ibu) pada hari itu dibebas tugaskan dari pekerjaan-pekerjaan di dapur dan sumur. Peran tersebut pada hari itu bisa jadi digantikan oleh suami atau anak. Lagi-lagi memang kita mereduksi kembali (setiap tahun) semangat peringatan hari ibu nasional dengan simbolis.

Momentum hari ibu sepatut nya perempuan melakukan kongres setiap tahun nya. Dengan kongres itu mereka perempuan tidak di nilai sebagai manusia yang tak mampu berpikir atau kemampuan berpikirnya di anggap sesat. Kongres I perempuan Indonesia 96 tahun silam di ilhami oleh kenyataan dianggap sesatnya berpikir seorang perempuan dalam memperjuangkan hak pendidikan. Dari hal yang dianggap tabu itu muncul lah istilah. “Habis gelap terbitlah terang”.

Kongres I membawa harapan bagi perempuan Indonesia. Pada dekade sekarang harapan yang di perjuangkan melalui rahim pikiran perempuan tidak boleh digagalkan dengan statistik tingginya status Stunting terhadap ibu hamil. Rahim perempuan harus melahirkan manusia unggul untuk kemudian di rawat pikirannya. Momen hari ibu ini kita semua berupaya menggagalkan rencana “Habis stunting terbitlah bagi-bagi susu”..

Apa yang harus menjadi tanggapan dari pikiran feminisme terhadap program pemerintah makan siang bergizi gratis dan bagi-bagi susu.?

Permasalahannya lagi, perempuan memang kurang tersedia kesempatan dalam perbincangan politik. Padahal program-program yang di maksud adalah murni rekayasa politik. Perempuan tak sanggup mengambil alih rekayasa tersebut. Terlepas dari kongres mereka setiap tahun di rumah tangga menyatakan bahwa makan bergizi bagi kebutuhan anak adalah prioritas. Lebih prioritas lagi makan bergizi bagi ibu-ibu hamil..

Selamat hari ibu ke-96 tahun 22 Desember 2024. Selamat berkongres untuk membatalkan “HABIS STUNTING TERBITLAH BAGI-BAGI SUSU”.

(Penulis adalah seorang pendidik, suami dari seorang istri dan bapak dari anak anaknya, aktif berinteraksi dimedia sosial terkait isu politik, sosial, budaya dan pendidikan tentunya. Hefra Lahaldi juga menjadi anggota aktif diberbagai organisasi).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *